Refleksi Kuliah Filsapat dari Prof.Dr. Marsigit M.A,
Dalam kuliah ke-2 pada tanggal 25 September 2014.
Filsapat
adalah bersipat personal, maka filsapat itu adalah dirimu sendiri dan pikiranmu sendiri. Jadi bukanlah menghapal definisi atau
pengertian filsapat karena jika menghapal definisi dari filsapat dengan mengharapkan
definisi yang sama dari setiap personal maka itu bentuk formalnya. Apalah arti
definisi formal jika kita tidak mengerti maknanya.
Obyek
Filsapat meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Yang Ada itu bisa ada
realistis atau ideologis.mungkin ada, ada secara relistis yaitu ada yang bisa
dijamak olek panca idnra sedangkan ada secara ideologis itu ada dalam ide atau
pikiran. Yang Mungkin Ada adalah bisa
selamnya tidak ada didalam diri atau bisa ada dalam waktu yang akan datang, misalnya
seorang remaja amerika yang menangis hari ini, itu mungkin ada karena bisa saja
ada di Amerika remaja menangis hari ini dan bahkan bisa juga tidak ada. Untuk
bisa mengAdakan yang mungkin ada itu bisa menggunakan panca indera dalam diri kita,
tidak hanya ,pake kata atau tulisan tapi semua panca indera bisa digunakan
tergantung kebutuhan. Jika seseorang menerima stimulus mengadakan yang mungkin
ada dari orang lain atau dari pengamatan sendiri, maka balasan masuknya respon
tersbut bisa terasa pada diri seorang dan bisa juga tidak terasa. Respon yang
terasa contohnya mengadakan obat kedalam diri saat disuntik,maka ada rasa pada
diri yang disuntik. Contoh respon mengadakan yang mungkin ada yang tidak ada rasa pada diri seorang
misalnya diberitahuan kita informasi yang mungkin ada pada diri seorang “Saya
berasal dari Lombok Nusa Tenggara Barat”, pasti tidak terasa kalau sebenarnya
saya sudah mengadakan yang mungkin ada pada pembaca mengenai daerah asal saya.
Metode
berpilsapat yaitu intensip dan ekstensip. Intensip yaitu dalam sedalam dalamnya
dan bersifat radik, namun ketahuilah bahwa yang engkau anggap dalam bisa
diperdalam oleh orang lain atau dirimu sendiri pada waktu yang berbeda.
Ekstensi yaitu luas seluas luasnya, namun ketahuilah bahwa yang engkau anggap
luas bisa diperluas oleh orang lain atau dirimu sendiri pada waktu yang
berbeda.
Komponen hidupa yaitu
fatal (Takdir) dan Fital (Ikhtiar), substansi sama, wadah bisa bentuk tulisan,
lisan dll. Substansi tidak ada yang benar sehingga alat filsapat menggunakan
bahasa analog, salah satu contohnya yaitu kata ELEGI. Bahasa analog kelbihannya
bisa menembus ruang dan waktu, jika suatu unsur ditiadakan maka tidak ada
kehidupan (ruang dan waktu). Bahasa analog lebih tinggi dari kiasas contoh kata
analog yaitu kata cinta, karna kata cinta bisa menembus ruang dan waktu.
Menembus ruang bisa cinta monyet, cinta tumbuh-tumbuhan, menembus waktu ada
cintax anak, ibu ada cintanya remaja dan
kata cinta bisa digunakan pada Cinta Manusia kepada Sang Penciptanya. Cinta
dari yang ada atau yang mungkin ada. Manusia sulit memahaminya sebelum bisa
menembus ruang darn waktu. Ada batu yang
bertasbih, siapa yang bertasbih ?.subyeksya. itulah bahasa analog.
Inilah Batasan Pada Diriku.
Tindkanku tidak mampu melaksanakan
semua tulisanku
Tulisanku tidak mampu menulis semua ucapanku.
Ucapanku tidak mampu mengucapkan
semua pikiranku
Pikiranku tidak mampu memikirkan semua isi hatiku.
Kata-kata
yang kita dengar bisa menjadikan yang mungkin ada menjadi ada. Tiadalah alasan
untuk tidak mensyukuri yang ada maupun yang mungkin ada, manusia begitu halus
indikatornya: multi indikator, Hanya dengan memahami yang mungkin ada, kita
bisa mensyukuri ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Yogyakarta,
29 September 2014
Aminullah, S.Pd