Selasa, 30 September 2014

Filsapat Memperlihatkan Kebesaran-Nya

Refleksi Kuliah Filsapat dari Prof.Dr. Marsigit M.A,  
Dalam kuliah ke-2 pada tanggal 25 September 2014.
Filsapat adalah bersipat personal, maka filsapat itu adalah dirimu sendiri dan  pikiranmu sendiri.  Jadi bukanlah menghapal definisi atau pengertian filsapat karena jika menghapal definisi dari filsapat dengan mengharapkan definisi yang sama dari setiap personal maka itu bentuk formalnya. Apalah arti definisi formal jika kita tidak mengerti maknanya.
Obyek Filsapat meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Yang Ada itu bisa ada realistis atau ideologis.mungkin ada, ada secara relistis yaitu ada yang bisa dijamak olek panca idnra sedangkan ada secara ideologis itu ada dalam ide atau pikiran. Yang Mungkin Ada adalah  bisa selamnya tidak ada didalam diri atau bisa ada dalam waktu yang akan datang, misalnya seorang remaja amerika yang menangis hari ini, itu mungkin ada karena bisa saja ada di Amerika remaja menangis hari ini dan bahkan bisa juga tidak ada. Untuk bisa mengAdakan yang mungkin ada itu bisa menggunakan panca indera dalam diri kita, tidak hanya ,pake kata atau tulisan tapi semua panca indera bisa digunakan tergantung kebutuhan. Jika seseorang menerima stimulus mengadakan yang mungkin ada dari orang lain atau dari pengamatan sendiri, maka balasan masuknya respon tersbut bisa terasa pada diri seorang dan bisa juga tidak terasa. Respon yang terasa contohnya mengadakan obat kedalam diri saat disuntik,maka ada rasa pada diri yang disuntik. Contoh respon mengadakan yang mungkin ada  yang tidak ada rasa pada diri seorang misalnya diberitahuan kita informasi yang mungkin ada pada diri seorang “Saya berasal dari Lombok Nusa Tenggara Barat”, pasti tidak terasa kalau sebenarnya saya sudah mengadakan yang mungkin ada pada pembaca mengenai daerah asal saya.
Metode berpilsapat yaitu intensip dan ekstensip. Intensip yaitu dalam sedalam dalamnya dan bersifat radik, namun ketahuilah bahwa yang engkau anggap dalam bisa diperdalam oleh orang lain atau dirimu sendiri pada waktu yang berbeda. Ekstensi yaitu luas seluas luasnya, namun ketahuilah bahwa yang engkau anggap luas bisa diperluas oleh orang lain atau dirimu sendiri pada waktu yang berbeda.
Komponen hidupa yaitu fatal (Takdir) dan Fital (Ikhtiar), substansi sama, wadah bisa bentuk tulisan, lisan dll. Substansi tidak ada yang benar sehingga alat filsapat menggunakan bahasa analog, salah satu contohnya yaitu kata ELEGI. Bahasa analog kelbihannya bisa menembus ruang dan waktu, jika suatu unsur ditiadakan maka tidak ada kehidupan (ruang dan waktu). Bahasa analog lebih tinggi dari kiasas contoh kata analog yaitu kata cinta, karna kata cinta bisa menembus ruang dan waktu. Menembus ruang bisa cinta monyet, cinta tumbuh-tumbuhan, menembus waktu ada cintax  anak, ibu ada cintanya remaja dan kata cinta bisa digunakan pada Cinta Manusia kepada Sang Penciptanya. Cinta dari yang ada atau yang mungkin ada. Manusia sulit memahaminya sebelum bisa menembus ruang darn waktu.  Ada batu yang bertasbih, siapa yang bertasbih ?.subyeksya. itulah bahasa analog.
               Inilah Batasan Pada Diriku.
Tindkanku tidak mampu melaksanakan semua tulisanku 
Tulisanku tidak mampu menulis semua ucapanku.
Ucapanku tidak mampu mengucapkan semua pikiranku 
Pikiranku tidak mampu memikirkan semua isi hatiku.
Kata-kata yang kita dengar bisa menjadikan yang mungkin ada menjadi ada. Tiadalah alasan untuk tidak mensyukuri yang ada maupun yang mungkin ada, manusia begitu halus indikatornya: multi indikator, Hanya dengan memahami yang mungkin ada, kita bisa mensyukuri ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Yogyakarta, 29 September 2014
                Aminullah, S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar