Jumat, 21 November 2014

Berhenti dan Menggapai Ruang dan Waktu

Berhenti dapat dikancingkan pada ranah waktu. Waktu yang terus berjalan pada dasarnya tiadalah yang tahu kapan akan berhenti kecuali Allah SWT. Namun berhenti dapat dilakukan oleh subjek
atau yang mungkin ada dalam mengarungi waktu ini. Berhenti tidak terbatas pada perilaku atau perbuatan, berhenti juga berlaku pada, tulisan, ucapan, pikiran dan perasaan. Berhenti dalam berfikir bukan berarti pikiran kosong, melainkan apa yang kita pikirkan tersebut kita serahkan ke hati atau kita lanjutkan dengan perbuatan atau ucapan. Berhenti dalam hati bukanlah hati kita tidak merasakan sesuatu melainkan berhenti dari hal yang menggalaukannya kemudian menuju hati yang terpaut kepada Allah SWT.
Terimakasih...
Aminullah. PMat B.

Ruang dan waktu adalah dua hal yang selalu ada yang belum dapat terpikirkan ketidak adaanya. Pikiranku tidak dapat menggapai ruang tanpa ada waktu didalamnya dan sebaliknya pikiranku belum mampu menggapai waktu tanpa ada ruang didalamnya. Kehidupan yang nyata atau relita dan pikiran yang bersifat imajiner selalu terpaut oleh ruang dan waktu. Ketika kita menyadari akan ruang dan waktu kita maka tentulah kita akan selalu bersyukur kepada Allah SWT. menyadari akan terus berjalannya waktu, menyadari keterbatasan kita dalam berjalan diatas ruang dan waktu. Hanya satu kata yaitu kematian yang kita ingat sebagai batas ruang dan waktu kita didunia ini akan mengantarkan kita untuk sopan santun terhadap ruang dan waktu. Namun ruang dan waktu tidak terbatas pada kematian melainkan itu hanya terbatas pada fisik atau bentuk dari partikel dan material yang ada pada diri kita.
Terimakasih...
Aminullah. PMat B.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar