Tanya Jawab
Antara Mahasiswa dalam Kuliah Filsafat Ilmu, Tanggal 23 Oktober 2014
Dosen Prof.
Dr. Marsigit, M.A.
Tanya Jawab Antara Aminullah, Daud dan Nunung Megawati
Pertanyaan dari Daud;
1.
Apa yang dimaksud dengan yang ada
dan yang tidak ada ?
2.
Apakah yang dimaksud dari batasan
mempunyai keterbatasan ?
3.
Mengapa filsafat disebut induk dari
ilmu pengetahuan ?
4.
Bagaimana cara berinteraksi dalam
ilmu matematika di masa kuno ?
5.
Benarkah keseimbangan dinyatakan
perbedaan. Mengapa demikian ?
Pertanyaan dari
Nunung
Megawati:
1.
Setelah mempelajari Ilmu Filsafat
apakah manfaat yang anda peroleh berkaitan dengan kehidupan anda?
2.
Jika spiritualitas tidak ada dalam
hati manusia, apakah batasan pikiran masih ada dalam hati manusia itu?
3.
Apakah jaringan sistemik hidup
manusia?
4.
Apakah perbedaan antara logika dan
penalaran?
5.
Sebenarnya apa hakikat dari mitos
dan logos menurut anda?
Pertanyaan Aminullah untuk Daud
1.
Ketika ada pikiran dan kenyataan, maka peran yang lebih dulu
yang mana ?
2.
Jika aku bukan diriku, maka apakah ada kebenaran yang
obyektif itu ?
3.
Ketika kita meyakini bahwa permasalahan itu selalu ada
solusinya, maka apakah ada batasan dari ikhtiar itu ?
4.
Seperti apakah perbedaan antara logos dan mitos itu ?
5.
Seperti apakah landasan atau ukuran sehingga seseorang
dikatakan filsuf ?
Pertanyaan Aminullah
untuk Nunung Megawati
1. Seperti
apakah pemikiran yang logis itu?
2. Apakah
yang kontradiksi dalam matematika?
3.
Ketika keyakinan/hati
dibimbangkan dengan pikiran dan kenyataan, maka apa solusi yang kita lakukan?
4.
Apakah pendapat anda
tentang, ada yang tak berhingga sedangkan hidup ini berhingga?
5. Ketika
ada kata formal, adakah kata non formal dalam filsafat mohon dijelaskan!
TANYA JAWAB DALAM BENTUK DIALAOG
Daud :
“ Apa yang dimaksud dengan
yang ada dan yang tidak ada ? “
Aminullah:
Yang ada dan dan yang tidak ada
adalah hal yang kontradiksi, artinya ketika dia ada maka tidak mungkin tidak
ada dan sebaliknya ketika dia tidak ada maka tidak mungkin ada, ini berlaku
untuk satu atau lebih subyek tapi tidak untuk semua subyek dan tergantung ruang
dan waktunya. Yang ada bisa diaakan dari yang mungkin ada, mengadakannya bisa
dalam pikiran, pengalaman atau dari pengolaborasian antara pikiran dan
pengalaman. Ada pada diri kita sekarang belum tentu ada untuk kita selanjutnya,
karena manusia itu bisa mereduksi dan melupakan. Yang tidak ada pada diri kita
adalah hal yang tidak ada, beda dengan yang mungkin ada.
Daud :
“ Apakah yang dimaksud
dari batasan mempunyai keterbatasan ? “
Aminullah:
Batasan dan keterbatasan
merupakan kata yang mirip namun memiliki makna yang berbeda. Keterbatasan
adalah sifat dari batasan itu sendiri. Batasan adalah suatu titik yang tidak
bisa dilewati sesuatu, sehingga keterbatasannya yaitu sifat bahwa ketidak
mampuan melewati batas tersebut. Jika berbicara mengenai seorang, maka batasan
adalah titik dimana orang tersebut tidak bisa melewatinya, jika diintensifkan
maka cukup sampai titik batasan tersebut dan tidak bisa digali dalam lagi
karena adanya batasan begitu pula jika ekstensipkan, jika berpikir luas maka
tidak bisa lebih luas dari batasan tersebut, sehingga kterbatasannya adalah
tidak mampu berpikir sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya karena batasan
tersebut. Jadi, batsan itu menghasilkan sifat keterbatasan.
Daud :
“ Mengapa filsafat disebut induk dari ilmu
pengetahuan ? “
Aminullah:
Sebuah definisi
atau pengertian dari suatu ilmu adalah ada yang tidak bersifat obyektif,
artinya bahwa belum semua orang yang mengatakan definisi yang sama. Ketika
filsafat dikatakan induk ilmu pengetahuan, maka itu menurut siapa. Artinya
bahwa ahli yang mengatakan hal tersebut memiliki kajian tentang itu, namun ada
juga yang mengatakan filsafat adalah ilmu olah pikir, filsafat adalah ilmu
untuk mencari kebenaran dan filsafat adalah diriku. Tetapi jika dikatakan induk
dari ilmu pengetahuan, mungkin maksudnya karena filsafat termaktub yang
mencakup yang ada dan yang mungkin ada maka ilmu pengetahuan adalah yang ada
dan yang mungkin ada, jadi karena ilmu pengetahuan berangkat dari filsafat atau
pendapat para filsuf maka dikatakan filsafat induk dari ilmu pengetahuan.
Daud :
“ Bagaimana cara
berinteraksi dalam ilmu matematika di masa kuno ?
“
Aminullah :
Berinteraksi
artinya hubungan timbal balik antara dua tau lebih individu atau makhluk hidup,
namun kita mengenal dalam filsafat bahwa mungkin berlaku juga bagi yang tidak hidup. Jika
dalam pertanyaan ini dimaksud adalah manusia, maka pertanyaan ini bentuknya
khusus yaitu dalam matematika. Berintraksi dalam ilmu matematika atau suatu
disiplin ilmu tentu sulit untuk bisa dipahami karena dalam wadah yang tidak
nyata jadi hanya bisa dilakukan dalam pikiran, apalagi pada masa kuno.Ketika
dilakukan diluar pikiran maka bukan lagi interaksinya dalam matematika tapi
bisa mengarah kepada sosial, budaya dan lainnya.
Daud
:
“ Benarkah keseimbangan dinyatakan
perbedaan. Mengapa demikian ? “
Aminullah :
Keseimbangan
jika digambarkan dalam ilmu matematika maka keseimbangan adalah kesamaan
komponen yang kiri dan yang kanan, jadi ada kiri dan kanan yang artinya
keseimbangan itu baru dikatakan seimbang jika perbandingan dua hal atau lebih
itu sama.Kiri dan kanan adalah dua hal yang berbeda, jika keduanya sama maka
tidaklah ada suatu perbandingan atau penimbangan sehingga tidak akan lahir
namanya keseimbangan. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa keseimbangan dinyatakan karena adanya suatu perbedaan. Perbedaan dari dua
hal tau lebih yang menghasilkan garis lurus atau sejalur baik sama-sama naik
atau sama-sama turun dan sebagainya.
Nunung
Megawati :
“
Setelah mempelajari Ilmu Filsafat apakah manfaat yang anda peroleh
berkaitan dengan kehidupan anda?
”
Aminullah
:
Setelah mempelajari filsafat,
manfaat yang paling dasar yang saya dapatkan yaitu mengetahui banyak hal
ternyata yang saya tidak ketahui dalam hidup ini, sehingga sadar akan sangat
kurang dan lemahnya saya, karena itu bisa menyadari kedalaman dan keluasan ilmu
Tuahn Yang Maha Esa yang membuat saya jadi bersyukur. Sebagai contoh yaitu
nyata yaitu pada tes jawab singkta sering dapat nol (0) atau jawaban semuanya
salah. Manfaat yang lainnya banyak sekali diantaranya, saya merasakan pikiran saya
tidak kaku atau berpikir jadi lebih luas, keyakinan akan Ketuhanan Yang Esa
menjadi semakin erat, jika disamapaikan semuanya maka terlalu banyak. Namun
satu hal yang saya sampaikan lagi yaitu manfaat dari belajar filsafat adalah saya
menjadi sangat penasaran dengan filsafat itu sendiri dan penasran tentang
filsafat yang ada pada diri saya.
Nunung
Megawati :
“
Jika spiritualitas tidak ada dalam hati manusia, apakah batasan pikiran
masih ada dalam hati manusia itu ?
”
Aminullah:
Spiritualitas adalah peran
hati, namun pikiran pun berperan untuk meyakinkan hati atau sebaliknya bahwa
pikiran bisa mengecohkan hati. Jika spiritual tidak ada dalam hati maka
spiritual juga bukanlah ada pada pikiran karena spiritual terbatas pada hati.
Pikiran hanya sebagai sarana untuk meyakinkan hati atau spritual itu snediri.
Ketika kita memikirkan sesuatu kemudia kita agung-agungkan atau percayai, maka
itu sudah turun ke hati, atau pikiran yang tadi sudah diturunkan ke hati. Menurut saya, jika manusia masih memiliki
hati, maka pasti dia memiliki keyakinan atau spiritual itu snediri. Orang yang
tidak percaya adanya Tuhan dan agama, maka itulah spiritualnya yaitu keyakinan
akan tidak adanya Tuhan. Jadi spiritualitas itu selalu ada dalam hati, namun
spiritualitas pada hati bisa dibolak-balikan oleh pikiran dan pengalaman karena
godaan syaitan. Jadi, batasan pikiran
pada hati selalu ada, karena dari pikiran menuju ke hati meskipun yang
dialirkan hal yang tidak baik atau bertentangan dengan keyakinan sebelumnya.
Nunung
Megawati :
“
Apakah jaringan sistemik hidup manusia ?
“
Aminullah :
Jaringan sistemik adalah suatu
jaringan yang tersusun teratur dan saling berhubungan antara susunan-susunan
tersebut, menurut saya. Sisitemik tanpa ada kata jaringan didepannya, juga bisa
sistemik itu snediri adalah sebuah jaringan, namun jika dikatakan jaringan
sistemik maka terdapat lebih dari satu sistemik yang berhubungan. Jaringan
sistemik hidup manusia adalah hidup manusia itu sendiri. Jaringan sistemik pada
derah timur dan barata berbeda, jaringan sistemik pada setiap individu juga
berbeda. Jika kita mengatakan bahwa susunan urutan mullia dari :
Material --Ã Formal --Ã Normatif --Ã Spiritual, dan
Tindakan --Ã Tulisan --Ã Ucapan --Ã Pikiran --Ã Hati. Namun orang lain belum tentu mengurutkan atau
mengatakan hal sama dengan kita. Semua hal dalam hidup ini saling berhubungan
dan membentuk suatu jaringan sistemik dalam hidup. Jadi, jaringan sistemik pada
individu adalah sebab dan akibat yang kontinu dalam hidup individu itu snediri
yaitu keputusan yang diambil pada ruang dan waktu saat itu, terhadap apa yang
dialami pada ruang dan waktu yang lain.
Nunung
Megawati :
“
Apakah perbedaan antara logika dan penalaran ?
“
Aminullah :
Logika dan penalaran adalah
kecakapan, keterampilan dan kelebihan yang dimiliki oleh manusia dan tidak
dimiliki oleh mahluk lain pada umumnya. Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan berdasarkan fakta-fakta
atau informasi yang telah didapatkan, sedangkan logika merupakan bidang pengetahuan yang menyelidiki
lurus atau tidaknya pemikiran kita. Jadi bisa saya katakan bahwa, penalaran
adalah suatu peroses berpikir dan logika adalah alat yang digunakan untuk
peroses berpikir tersebut. Penalaran akan bisa dilakukan jika ada logika,
karena logika merupakan suatu pola tertentu dalam pikiran yang mengakibatkan
namanya penalaran. Jadi, penalaran bisa terjadi dan mendapatkan suatu nilai
kebenaran karena adanya logika atau penyelidik untuk mendapatkan nilai
kebenaran tersebut.
Nunung
Megawati :
“
Sebenarnya apa hakikat dari mitos dan logos menurut anda ? “
Aminullah
:
Ketika mengatakan sebuah kata
hakikat maka bisa saya katakan bahwa saya belum mampu menempuh kata tersebut,
karena kata hakikat bersifat fundamental yang belum bisa saya gunakan pada diri
saya. Jika saya menggunakan
kata hakikat, maka itu terbatas pada diri saya, bukan untuk orang lain, “hanya
untuk saya”. Hakikat dari mitos adalah keyakinan yang timbul tanpa menggunakan
penelitian dan pemikiran yang intensif dan ekstensif, sedangkan logos adalah
keyakinan yang timbul karena menggunakan
penelitian dan pemikiran yang intensif dan ekstensif. Mitos lebih mengarah pada
hal yang dipercayai kemudian kepercayaan tersebut mengalir turun temurun tanpa
adanya peneyelidikan nilai kebenarannya, sehingga belum tentu benar akan
adanya. Sedangkan logos yaitu keterbuktian suatu mitos karena dcari kebenaranya
dengan penelitian dan pembuktian secar reliata. Pada dasarnya logos berasal
dari mitos-mitoas, artinya logos ada karena adanya mitos yang dibuktikan
kebenarannya. Ilmu dan pengetahuan yang kita miliki mengandung mitos dan juga
logosnya, ketika mitos tersebut dicatemukan nilai kebenarannya maka motos
tersebut akan pudar dan timbullah logos.
Aminullah :
“ Ketika ada pikiran dan kenyataan,
maka peran yang lebih dulu yang mana ?”
Daud
:
Pikiran
akan lebih berperan dalam mengambil suatu kesimpulan karena bila adanya suatu
kenyataan maka akan mensurvei langsung dan menelusuri kebenarannya, bukan hanya
didapat dari suara-suara yang berterbangan kemudian bertindak lanjut mengambil
keputusan yang tepat dari kebenaran suatu kenyataan yang telah dibuktikan.
Aminullah:
“ Jika aku bukan diriku, maka apakah
ada kebenaran yang obyektif itu ?”
Daud
:
Patut
diketahui aku bukanlah diriku, jadi semua yang ada dan yang tidak ada telah
nyata dijelaskan. Adapun yang dimiliki bahkan kekuasaan hanya menjadi label saja
karena ia itu tidak kekal, sifatnya sementara gunakanlah sebaik mungkin. Yang
berkuasa menjadi dewa dari yang belum menggapainya maka janganlah menyimpan
untuk diri sendiri disaat berkuasa. Sebenarnya aku bukanlah milik aku, diri
kita bukan kita yang mengendalikannya karena hanya Allah SWT lah yang maha
pencipta, kita patut bersyukur atas yang telah diberikan.
Aminullah
“ Ketika kita meyakini bahwa
permasalahan itu selalu ada solusinya, maka apakah ada batasan dari ikhtiar itu ? ”
Daud:
Tidak
benar adanya suatu permasalahan selalu ada solusinya, bila saja suatu
permasalahan didapat diselesaikan bahakan sudah berusaha agar tercapainya
harapan namun, hasilnya berbeda dikarenakan kehendak Allah SWT lain. Jadi kita
harus bershalawat dan beristigfar memohon ampun kepada Yang Maha Kuasa supaya
diberi petunjuk dan andaikan kehendak yang berbeda maka ambil hikmah-Nya yakinkan
Allah SWT memberikan yang terbaik kepada kita.
Aminullah
:
“ Seperti apakah perbedaan antara
logos dan mitos itu ? “
Daud:
Sebenarnya
logos bertolak belakang dengan mitos karena pemikiran para logos hanya mencari
kebenaran sedangkan pemikiran para mitos hanya mencari kesalahan. Telah
melampaui berbagai tantangan untuk menegakkan kebenaran yang nyata mengalahkan
kesalahan yang pernah ada dari berbagai suatu permasalahan yang belum
ditentukan kebenarannya, sebab mitos belum disebut adanya kebenaran.
Aminullah :
“ Seperti apakah landasan atau ukuran sehingga seseorang
dikatakan filsuf ? “
Daud :
Berdasarkan pemikiran dan
pengetahuan sebagai batasan kemampuan yang dimiliki keterbatasan melalui
pengalaman yang telah dilampaui sehingga memperoleh kekuasaan adalah dewa dari yang belum memperolehnya maka lakukan
dengan kebiasaan dari penjelasan yang lebih ahli. Adanya batasan berdasarkan
ayam dewa dari cacing, manusia dewa dari ayam, orang yang berkuasa dewa dari
orang yang belum mempunyai kekuasaan dan Allah SWT adalah Tuhan YME.
Aminullah
:
“ Seperti
apakah pemikiran yang logis itu ?”
Nunung
Megawati :
Berfikir logis itu adalah proses berfikir yang menggunkan
logika, dan hasilnya nanti rasional dan masuk akal sesuai apa yang dipikirkan.
Dengan kita berfikiran logis maka kita akan mampu membedakan dan mengkritisi
kejadian-kejadian yang saat ini kita alami atau yang pernah kita alami. Apakah
kejadian itu masuk akal dan sesuai dengan pengetahuan yang kita ketahui atau
tidak.
Aminullah
:
“ Apakah yang kontradiksi
dalam matematika ?”
Nunung
Megawati :
Kontradiksi tidak lepas dari masalah yang sehari-hari kita
jalani. Semua yang berada di alam ini memiliki hubungan yang pasti dengan
kontradiksi, yang sering kita dengar dalam matematika yaitu penjumlahan dengan
pengurangan, perkalian dengan pembagian, itu merupakan contoh yang kontradiksi
dalam matematika. Kontradiksi dalam matematika digunakan untuk menunjukkan
pernyataan yang berlawanan dan digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan.
Jadi apa
yang kontradiksi dalam matematika itu berate pernyataan majemuk yang tidak
memandang nilai-nilai kebenaran dari komponen-komponennya.
Aminullah
:
“ Ketika keyakinan/hati
dibimbangkan dengan pikiran dan kenyataan, maka apa solusi yang kita lakukan ?”
Nunung
Megawati :
Jika hati/keyakinan kita dibimbangkan dengan pikiran dan
kenyataan maka jalan satu-satunya yang kita lakukan adalah berserah diri kepada
Allah SWT, meminta petunjuk dari apa yang kita risaukan dalam pikiran kita dan
dalam kenyataan hidup kita. Ingatlah Allah disetiap kita memikirkan sesuatu dan
disaat kita melakukan suatu kegiatan. InsyaAllah dengan selalu dekat dengan
Allah maka tidak aka nada lagi rasa kebimbangan atau kebingungan dalam hati
kita.
Aminullah
:
“ Apakah pendapat anda
tentang, ada yang tak berhingga sedangkan hidup ini berhingga ?“
Nunung
Megawati :
Kehidupan manusia memang ada batasannya, tetapi batasan
kehidupan manusia sendiri tidak ada yang mengetahui kecuali oleh Allah SWT.
Yang tak berhingga disini adalah ilmu pengetahuan yang ada dan yang mungkin ada
bagi manusia. Ilmu pengetahuan akan terus berkembang mengikuti zamannya, tetapi
kehidupan tidak bisa bisa mengikuti zaman, karena kehidupan manusia mempunyai
ruang dan waktu masing-masing.
Aminullah
:
“ Ketika ada kata formal,
adakah kata nonformal dalam filsafat mohon dijelaskan ! “
Nunung
Megawati :
Ketika ada kata formal dalam filsafat ini adalah
menunjukkan bhawa dalam filsafat itu ada obyek formal. Obyek formal disini
adalah obyek yang mencermati obyek material, sehingga mengkhususkan obyek
kajian atau kegiatan yang sedang diteliti. Jadi menurut saya dalam filsafat
disini tidak ada kata non formal.
Bab Pengertian / lafadz( obyek Ilmu
BalasHapusManthiq pertama):
- pengertian
- Teori penggambaran
Sip
BalasHapus