Senin, 27 Oktober 2014

Tanya Jawab Antara Mahasiswa dalam Kuliah Filsafat

Tanya Jawab Antara Mahasiswa dalam Kuliah Filsafat Ilmu, Tanggal 23 Oktober 2014
Dosen Prof. Dr. Marsigit, M.A.

Tanya Jawab Antara Aminullah, Daud dan Nunung Megawati

Pertanyaan dari Daud;
1.      Apa yang dimaksud dengan yang ada dan yang tidak ada ?
2.      Apakah yang dimaksud dari batasan mempunyai keterbatasan ?
3.      Mengapa filsafat disebut induk dari ilmu pengetahuan ?
4.      Bagaimana cara berinteraksi dalam ilmu matematika di masa kuno ?
5.      Benarkah keseimbangan dinyatakan perbedaan. Mengapa demikian ?

Pertanyaan dari Nunung Megawati:
1.      Setelah mempelajari Ilmu Filsafat apakah manfaat yang anda peroleh berkaitan dengan kehidupan anda?
2.      Jika spiritualitas tidak ada dalam hati manusia, apakah batasan pikiran masih ada dalam hati manusia itu?
3.      Apakah jaringan sistemik hidup manusia?
4.      Apakah perbedaan antara logika dan penalaran?
5.      Sebenarnya apa hakikat dari mitos dan logos menurut anda?

Pertanyaan Aminullah untuk Daud
1.      Ketika ada pikiran dan kenyataan, maka peran yang lebih dulu yang mana ?
2.      Jika aku bukan diriku, maka apakah ada kebenaran yang obyektif itu ?
3.      Ketika kita meyakini bahwa permasalahan itu selalu ada solusinya, maka apakah ada batasan dari ikhtiar itu ?
4.      Seperti apakah perbedaan antara logos dan mitos itu ?
5.      Seperti apakah landasan atau ukuran sehingga seseorang dikatakan filsuf ?

Pertanyaan Aminullah untuk Nunung Megawati
1.      Seperti apakah pemikiran yang logis itu?
2.      Apakah yang kontradiksi dalam matematika?
3.       Ketika keyakinan/hati dibimbangkan dengan pikiran dan kenyataan, maka apa solusi yang kita lakukan?
4.       Apakah pendapat anda tentang, ada yang tak berhingga sedangkan hidup ini berhingga?
5.      Ketika ada kata formal, adakah kata non formal dalam filsafat mohon dijelaskan!

TANYA JAWAB DALAM BENTUK DIALAOG

Daud :
Apa yang dimaksud dengan yang ada dan yang tidak ada ?

Aminullah:
Yang ada dan dan yang tidak ada adalah hal yang kontradiksi, artinya ketika dia ada maka tidak mungkin tidak ada dan sebaliknya ketika dia tidak ada maka tidak mungkin ada, ini berlaku untuk satu atau lebih subyek tapi tidak untuk semua subyek dan tergantung ruang dan waktunya. Yang ada bisa diaakan dari yang mungkin ada, mengadakannya bisa dalam pikiran, pengalaman atau dari pengolaborasian antara pikiran dan pengalaman. Ada pada diri kita sekarang belum tentu ada untuk kita selanjutnya, karena manusia itu bisa mereduksi dan melupakan. Yang tidak ada pada diri kita adalah hal yang tidak ada, beda dengan yang mungkin ada.

Daud :
Apakah yang dimaksud dari batasan mempunyai keterbatasan ?

Aminullah:
Batasan dan keterbatasan merupakan kata yang mirip namun memiliki makna yang berbeda. Keterbatasan adalah sifat dari batasan itu sendiri. Batasan adalah suatu titik yang tidak bisa dilewati sesuatu, sehingga keterbatasannya yaitu sifat bahwa ketidak mampuan melewati batas tersebut. Jika berbicara mengenai seorang, maka batasan adalah titik dimana orang tersebut tidak bisa melewatinya, jika diintensifkan maka cukup sampai titik batasan tersebut dan tidak bisa digali dalam lagi karena adanya batasan begitu pula jika ekstensipkan, jika berpikir luas maka tidak bisa lebih luas dari batasan tersebut, sehingga kterbatasannya adalah tidak mampu berpikir sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya karena batasan tersebut. Jadi, batsan itu menghasilkan sifat keterbatasan.


Daud :
Mengapa filsafat disebut induk dari ilmu pengetahuan ? “

Aminullah:
Sebuah definisi atau pengertian dari suatu ilmu adalah ada yang tidak bersifat obyektif, artinya bahwa belum semua orang yang mengatakan definisi yang sama. Ketika filsafat dikatakan induk ilmu pengetahuan, maka itu menurut siapa. Artinya bahwa ahli yang mengatakan hal tersebut memiliki kajian tentang itu, namun ada juga yang mengatakan filsafat adalah ilmu olah pikir, filsafat adalah ilmu untuk mencari kebenaran dan filsafat adalah diriku. Tetapi jika dikatakan induk dari ilmu pengetahuan, mungkin maksudnya karena filsafat termaktub yang mencakup yang ada dan yang mungkin ada maka ilmu pengetahuan adalah yang ada dan yang mungkin ada, jadi karena ilmu pengetahuan berangkat dari filsafat atau pendapat para filsuf maka dikatakan filsafat induk dari ilmu pengetahuan.

Daud :
Bagaimana cara berinteraksi dalam ilmu matematika di masa kuno ? “

Aminullah :
Berinteraksi artinya hubungan timbal balik antara dua tau lebih individu atau makhluk hidup, namun kita mengenal dalam filsafat bahwa mungkin berlaku juga bagi yang tidak hidup. Jika dalam pertanyaan ini dimaksud adalah manusia, maka pertanyaan ini bentuknya khusus yaitu dalam matematika. Berintraksi dalam ilmu matematika atau suatu disiplin ilmu tentu sulit untuk bisa dipahami karena dalam wadah yang tidak nyata jadi hanya bisa dilakukan dalam pikiran, apalagi pada masa kuno.Ketika dilakukan diluar pikiran maka bukan lagi interaksinya dalam matematika tapi bisa mengarah kepada sosial, budaya dan lainnya.

Daud :
 “ Benarkah keseimbangan dinyatakan perbedaan. Mengapa demikian ? “

Aminullah :
Keseimbangan jika digambarkan dalam ilmu matematika maka keseimbangan adalah kesamaan komponen yang kiri dan yang kanan, jadi ada kiri dan kanan yang artinya keseimbangan itu baru dikatakan seimbang jika perbandingan dua hal atau lebih itu sama.Kiri dan kanan adalah dua hal yang berbeda, jika keduanya sama maka tidaklah ada suatu perbandingan atau penimbangan sehingga tidak akan lahir namanya keseimbangan. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keseimbangan dinyatakan karena adanya suatu perbedaan. Perbedaan dari dua hal tau lebih yang menghasilkan garis lurus atau sejalur baik sama-sama naik atau sama-sama turun dan sebagainya.

Nunung Megawati :
Setelah mempelajari Ilmu Filsafat apakah manfaat yang anda peroleh berkaitan dengan kehidupan anda? ”

Aminullah :
Setelah mempelajari filsafat, manfaat yang paling dasar yang saya dapatkan yaitu mengetahui banyak hal ternyata yang saya tidak ketahui dalam hidup ini, sehingga sadar akan sangat kurang dan lemahnya saya, karena itu bisa menyadari kedalaman dan keluasan ilmu Tuahn Yang Maha Esa yang membuat saya jadi bersyukur. Sebagai contoh yaitu nyata yaitu pada tes jawab singkta sering dapat nol (0) atau jawaban semuanya salah. Manfaat yang lainnya banyak sekali diantaranya, saya merasakan pikiran saya tidak kaku atau berpikir jadi lebih luas, keyakinan akan Ketuhanan Yang Esa menjadi semakin erat, jika disamapaikan semuanya maka terlalu banyak. Namun satu hal yang saya sampaikan lagi yaitu manfaat dari belajar filsafat adalah saya menjadi sangat penasaran dengan filsafat itu sendiri dan penasran tentang filsafat yang ada pada diri saya. 

Nunung Megawati :
Jika spiritualitas tidak ada dalam hati manusia, apakah batasan pikiran masih ada dalam hati manusia itu ?

Aminullah:
Spiritualitas adalah peran hati, namun pikiran pun berperan untuk meyakinkan hati atau sebaliknya bahwa pikiran bisa mengecohkan hati. Jika spiritual tidak ada dalam hati maka spiritual juga bukanlah ada pada pikiran karena spiritual terbatas pada hati. Pikiran hanya sebagai sarana untuk meyakinkan hati atau spritual itu snediri. Ketika kita memikirkan sesuatu kemudia kita agung-agungkan atau percayai, maka itu sudah turun ke hati, atau pikiran yang tadi sudah diturunkan ke hati.  Menurut saya, jika manusia masih memiliki hati, maka pasti dia memiliki keyakinan atau spiritual itu snediri. Orang yang tidak percaya adanya Tuhan dan agama, maka itulah spiritualnya yaitu keyakinan akan tidak adanya Tuhan. Jadi spiritualitas itu selalu ada dalam hati, namun spiritualitas pada hati bisa dibolak-balikan oleh pikiran dan pengalaman karena godaan syaitan.  Jadi, batasan pikiran pada hati selalu ada, karena dari pikiran menuju ke hati meskipun yang dialirkan hal yang tidak baik atau bertentangan dengan keyakinan sebelumnya.

Nunung Megawati :
Apakah jaringan sistemik hidup manusia ?

Aminullah :
Jaringan sistemik adalah suatu jaringan yang tersusun teratur dan saling berhubungan antara susunan-susunan tersebut, menurut saya. Sisitemik tanpa ada kata jaringan didepannya, juga bisa sistemik itu snediri adalah sebuah jaringan, namun jika dikatakan jaringan sistemik maka terdapat lebih dari satu sistemik yang berhubungan. Jaringan sistemik hidup manusia adalah hidup manusia itu sendiri. Jaringan sistemik pada derah timur dan barata berbeda, jaringan sistemik pada setiap individu juga berbeda. Jika kita mengatakan bahwa susunan urutan mullia dari :
Material --à Formal --à Normatif --à Spiritual, dan
Tindakan --à Tulisan --à Ucapan --à Pikiran --à Hati. Namun orang lain belum tentu mengurutkan atau mengatakan hal sama dengan kita. Semua hal dalam hidup ini saling berhubungan dan membentuk suatu jaringan sistemik dalam hidup. Jadi, jaringan sistemik pada individu adalah sebab dan akibat yang kontinu dalam hidup individu itu snediri yaitu keputusan yang diambil pada ruang dan waktu saat itu, terhadap apa yang dialami pada ruang dan waktu yang lain. 

Nunung Megawati :
Apakah perbedaan antara logika dan penalaran ?

Aminullah :
Logika dan penalaran adalah kecakapan, keterampilan dan kelebihan yang dimiliki oleh manusia dan tidak dimiliki oleh mahluk lain pada umumnya.   Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan berdasarkan fakta-fakta atau informasi yang telah didapatkan, sedangkan logika merupakan bidang pengetahuan yang menyelidiki lurus atau tidaknya pemikiran kita. Jadi bisa saya katakan bahwa, penalaran adalah suatu peroses berpikir dan logika adalah alat yang digunakan untuk peroses berpikir tersebut. Penalaran akan bisa dilakukan jika ada logika, karena logika merupakan suatu pola tertentu dalam pikiran yang mengakibatkan namanya penalaran. Jadi, penalaran bisa terjadi dan mendapatkan suatu nilai kebenaran karena adanya logika atau penyelidik untuk mendapatkan nilai kebenaran tersebut.

Nunung Megawati :
Sebenarnya apa hakikat dari mitos dan logos menurut anda ?

Aminullah :
Ketika mengatakan sebuah kata hakikat maka bisa saya katakan bahwa saya belum mampu menempuh kata tersebut, karena kata hakikat bersifat fundamental yang belum bisa saya gunakan pada diri saya. Jika saya menggunakan kata hakikat, maka itu terbatas pada diri saya, bukan untuk orang lain, “hanya untuk saya”. Hakikat dari mitos adalah keyakinan yang timbul tanpa menggunakan penelitian dan pemikiran yang intensif dan ekstensif, sedangkan logos adalah keyakinan yang timbul karena  menggunakan penelitian dan pemikiran yang intensif dan ekstensif. Mitos lebih mengarah pada hal yang dipercayai kemudian kepercayaan tersebut mengalir turun temurun tanpa adanya peneyelidikan nilai kebenarannya, sehingga belum tentu benar akan adanya. Sedangkan logos yaitu keterbuktian suatu mitos karena dcari kebenaranya dengan penelitian dan pembuktian secar reliata. Pada dasarnya logos berasal dari mitos-mitoas, artinya logos ada karena adanya mitos yang dibuktikan kebenarannya. Ilmu dan pengetahuan yang kita miliki mengandung mitos dan juga logosnya, ketika mitos tersebut dicatemukan nilai kebenarannya maka motos tersebut akan pudar dan timbullah logos.

Aminullah :
Ketika ada pikiran dan kenyataan, maka peran yang lebih dulu yang mana ?
Daud :
Pikiran akan lebih berperan dalam mengambil suatu kesimpulan karena bila adanya suatu kenyataan maka akan mensurvei langsung dan menelusuri kebenarannya, bukan hanya didapat dari suara-suara yang berterbangan kemudian bertindak lanjut mengambil keputusan yang tepat dari kebenaran suatu kenyataan yang telah dibuktikan.

Aminullah:
Jika aku bukan diriku, maka apakah ada kebenaran yang obyektif itu ?
Daud :
Patut diketahui aku bukanlah diriku, jadi semua yang ada dan yang tidak ada telah nyata dijelaskan. Adapun yang dimiliki bahkan kekuasaan hanya menjadi label saja karena ia itu tidak kekal, sifatnya sementara gunakanlah sebaik mungkin. Yang berkuasa menjadi dewa dari yang belum menggapainya maka janganlah menyimpan untuk diri sendiri disaat berkuasa. Sebenarnya aku bukanlah milik aku, diri kita bukan kita yang mengendalikannya karena hanya Allah SWT lah yang maha pencipta, kita patut bersyukur atas yang telah diberikan.

Aminullah
Ketika kita meyakini bahwa permasalahan itu selalu ada solusinya, maka apakah ada batasan dari ikhtiar itu ?
Daud:
Tidak benar adanya suatu permasalahan selalu ada solusinya, bila saja suatu permasalahan didapat diselesaikan bahakan sudah berusaha agar tercapainya harapan namun, hasilnya berbeda dikarenakan kehendak Allah SWT lain. Jadi kita harus bershalawat dan beristigfar memohon ampun kepada Yang Maha Kuasa supaya diberi petunjuk dan andaikan kehendak yang berbeda maka ambil hikmah-Nya yakinkan Allah SWT memberikan yang terbaik kepada kita.

Aminullah :
Seperti apakah perbedaan antara logos dan mitos itu ?
Daud:
Sebenarnya logos bertolak belakang dengan mitos karena pemikiran para logos hanya mencari kebenaran sedangkan pemikiran para mitos hanya mencari kesalahan. Telah melampaui berbagai tantangan untuk menegakkan kebenaran yang nyata mengalahkan kesalahan yang pernah ada dari berbagai suatu permasalahan yang belum ditentukan kebenarannya, sebab mitos belum disebut adanya kebenaran.

Aminullah :
Seperti apakah landasan atau ukuran sehingga seseorang dikatakan filsuf ?
Daud :
 Berdasarkan pemikiran dan pengetahuan sebagai batasan kemampuan yang dimiliki keterbatasan melalui pengalaman yang telah dilampaui sehingga memperoleh kekuasaan adalah dewa  dari yang belum memperolehnya maka lakukan dengan kebiasaan dari penjelasan yang lebih ahli. Adanya batasan berdasarkan ayam dewa dari cacing, manusia dewa dari ayam, orang yang berkuasa dewa dari orang yang belum mempunyai kekuasaan dan Allah SWT adalah Tuhan YME.

Aminullah :
Seperti apakah pemikiran yang logis itu ?
Nunung Megawati :
Berfikir logis itu adalah proses berfikir yang menggunkan logika, dan hasilnya nanti rasional dan masuk akal sesuai apa yang dipikirkan. Dengan kita berfikiran logis maka kita akan mampu membedakan dan mengkritisi kejadian-kejadian yang saat ini kita alami atau yang pernah kita alami. Apakah kejadian itu masuk akal dan sesuai dengan pengetahuan yang kita ketahui atau tidak.

Aminullah :
Apakah yang kontradiksi dalam matematika ?

Nunung Megawati :
Kontradiksi tidak lepas dari masalah yang sehari-hari kita jalani. Semua yang berada di alam ini memiliki hubungan yang pasti dengan kontradiksi, yang sering kita dengar dalam matematika yaitu penjumlahan dengan pengurangan, perkalian dengan pembagian, itu merupakan contoh yang kontradiksi dalam matematika. Kontradiksi dalam matematika digunakan untuk menunjukkan pernyataan yang berlawanan dan digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan. Jadi apa yang kontradiksi dalam matematika itu berate pernyataan majemuk yang tidak memandang nilai-nilai kebenaran dari komponen-komponennya.

Aminullah :
Ketika keyakinan/hati dibimbangkan dengan pikiran dan kenyataan, maka apa solusi yang kita lakukan ?

Nunung Megawati :
Jika hati/keyakinan kita dibimbangkan dengan pikiran dan kenyataan maka jalan satu-satunya yang kita lakukan adalah berserah diri kepada Allah SWT, meminta petunjuk dari apa yang kita risaukan dalam pikiran kita dan dalam kenyataan hidup kita. Ingatlah Allah disetiap kita memikirkan sesuatu dan disaat kita melakukan suatu kegiatan. InsyaAllah dengan selalu dekat dengan Allah maka tidak aka nada lagi rasa kebimbangan atau kebingungan dalam hati kita.

Aminullah :
Apakah pendapat anda tentang, ada yang tak berhingga sedangkan hidup ini berhingga ?

Nunung Megawati :
Kehidupan manusia memang ada batasannya, tetapi batasan kehidupan manusia sendiri tidak ada yang mengetahui kecuali oleh Allah SWT. Yang tak berhingga disini adalah ilmu pengetahuan yang ada dan yang mungkin ada bagi manusia. Ilmu pengetahuan akan terus berkembang mengikuti zamannya, tetapi kehidupan tidak bisa bisa mengikuti zaman, karena kehidupan manusia mempunyai ruang dan waktu masing-masing.

Aminullah :
Ketika ada kata formal, adakah kata nonformal dalam filsafat mohon dijelaskan !

Nunung Megawati :

Ketika ada kata formal dalam filsafat ini adalah menunjukkan bhawa dalam filsafat itu ada obyek formal. Obyek formal disini adalah obyek yang mencermati obyek material, sehingga mengkhususkan obyek kajian atau kegiatan yang sedang diteliti. Jadi menurut saya dalam filsafat disini tidak ada kata non formal.

2 komentar: